Penggunaan komponen baterai dalam Electric Vehicles (EV) akan meningkatkan kebutuhan akan nikel sebagai salah satu komponen baterai. Secara tidak langsung, pengembangan EV akan memainkan peran besar untuk peningkatan aktivitas produksi nikel. Berdasarkan data Wood Mackenzie, dengan meningkatnya kebutuhan nikel, China telah membangun empat fasilitas nikel baru yang akan diimplementasikan pada produksi EV ke depan.
Pemerintah Indonesia memiliki target untuk mempunyai 31 smelter aktif pada tahun 2021 dimana sebanyak 17 smelter merupakan smelter untuk memproses nikel. Pembuatan smelter ini merupakan langkah integrasi Indonesia dalam aktivitas pertambangan dan juga untuk mengefektifkan dan memaksimalkan hasil tambang pada proses hilir.
Dikabarkan bahwa Maluku Utara menjadi salah satu daerah yang akan memiliki industri bahan baku untuk baterai mobil listrik.
Harita Nickel yang saat ini sedang membangun pabrik bahan baku baterai mobil listrik di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan menjawab bahwa sudah memasuki tahap konstruksi akhir dan ditargetkan berproduksi pada akhir 2020.
Pemerintah Maluku Utara berharap proses konstruksi industri maju ini dapat berjalan dengan lancar dan harus didukung oleh semua pihak. Industri baru ini akan membutuhkan 1.920 orang tenaga kerja profesional, belum termasuk kontraktor dan industri pendukung lainnya.
Pengembangan pembangkit listrik tersebut dapat dijadikan sarana untuk meyakinkan dunia internasional bahwa Indonesia mampu menjadi basis produksi KBL yang didukung sumber energi yang ramah lingkungan.
–
Sumber: bisnis.com