KBRN, Ternate: Deretan huruf amat besar berbaris rapi bertuliskan “Pantai Falajawa” itu berada Kelurahan Muhajirin, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara.
Wisata yang selalu ramai dikunjungi warga di akhir pekan.
Lokasinya sangat strategis berada di pusat kota, tak jauh dari Pelabuhan Ahmad Yani, pelabuhan utama di Ternate dan juga berhadapan dengan Masjid Muhajirin. Salah satu aktivitas masyarakat adalah “Batobo” atau mandi pantai. Menambah keindahan icon ini jika matahari hampir terbenam menyimpan sejuta pesona.
Sementara pada malam hari juga dapat menikmati kopi di lokasi wisata. Dari Bandar Udara Sultan Babullah ke lokasi dengan kendaraan roda dua membutuhkan 14 menit dengan jarak 6,4 km.
Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unkhair, Hudan Irsyadi kepada rri.co.id mengatakan, pantai Falajawa tersebut jauh sebelumnya sudah menjadi lokasi menarik saat aktivitas “batobo”.
“Dahulu di tahun 95-an, anak-anak batobo dengan bermain bola di pantai tetapi belum ada swering dibuat pemerintah, Itu lokasi sangat disukai,” ujarnya.
Dia menyarankan area atau lokasi batobo diberi pembatas untuk masyarakat yang sedang berenang atau batobo.
“Sehingga tidak sampai jauh ke laut, mengingat di sekitar pantai tersebut terdapat pelabuhan laut yang notabene moda transportasi laut sering keluar masuk,” katanya.
Selain itu, kata Hudan secara umum terdapat nilai-nilai sosial, budaya yang terkandung dalam aktivitas “Batobo” atau berenang di pantai.
“Nilai sosial budaya terletak pada rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Bagi masyarakat Ternate, mandi air laut itu menyehatkan. Kebiasaan itu pun masih tetap terjaga meskipun aspek yang lain khusus anak-anak masih dianggap sebagai bentuk kesenangan atau hura-hura,” tuturnya.
Dia mengenang kembali kala itu, masih ingat betul kata orang tua terdahulu bahwa ketika ada bagian tubuh kita mengalami gatal-gatal atau iritasi kulit maka disarankan untuk batobo.
“Mereka bilang batobo itu sehat, air laut itu obat sekalipun dinilai mitos belaka tapi kita selalu mempraktekkannya saat iritasi. Bahkan hampir sebagian besar anak-anak usai khitan atau sunat disarankan berendam dengan air laut,” ucapnya. (Sofyan Togubu).
Sumber : RRI.co.id