Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara rupanya terkesan dibiarkan memikul beban sendiri dalam menyiapkan seluruh kebutuhan pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an tingkat Nasional (STQN) di Sofifi.
Buktinya, iven nasional yang tinggal sembilan hari lagi dibuka itu, tidak ada dukungan anggaran dari pemerintah pusat. Mirisnya lagi, hajatan nasional ini pun hampir tidak ada dukungan sama sekali para pengusaha tambang di Malut.
Padahal, tercatat ada 14 perusahaan tambang yang beroperasi di Malut, termasuk didalamnya ada peruhsaan tambang plat merah (PT Aneka Tambang).
Namun, dari jumlah itu, baru PT Harita Nickel yang memberikan kontribusi berupa bantuan 10 armada bus yang akan dipakai untuk akomodasi para kafilah yang akan berlomba.
Tidak hanya itu, perusahaan yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan (Halsel) itu juga meminjamkan sebuah kapal untuk mengangkut para Kafilah dari Ternate ke Sofifi
Minimnya kepedulian dari pengusaha tambang ini pun turut disesalkan anggota komisi IV DPRD Malut A Malik Silia. “Jangan hanya keruk hasil bumi kita, tapi partisipasi untuk kegiatan keagamaan yang dilakukan di daerah, pihak perusahan tidak peduli,” sesal, Malik, Senin (4/10).
Alih-alih bantuan dalam bentuk finansial, sekedar memasang baliho ucapan saja hampir tidak ada. “Saya sudah lihat, tidak ada baliho ucapan dari perusahaan tambang,” ucap politisi PKB ini.
Para pengusaha tambang ini, kata Malik, harusnya sadar diri. Sebab, uang yang didapat merupakan hasil yang diambil dari daerah ini. Karena itu, dukungan dan partisipasi untuk kegiatan di daerah apalagi yang bersifat nasional, wajib didukung.
“Saya juga berharap panitia intens berkoordinasi dengan pihak perusahan, sehingga bantuan tidak dalam bentuk uang, tapi kekurangan dalam kegiatan bisa dibantu,” pintanya.
Sumber: harianhalmahera.com